SUMBAR - Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) yang memiliki 580 ribu unit Usaha mikro kecil menengah (UMKM), dinilai perlu melakukan gebrakan besar untuk menghadapi tantangan global.
Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy mengungkapkan, dari totol UMKM tersebut 98, 8 persen diantaranya berasal dari usaha non pertanian dan mampu menyerap 1, 29 juta tenaga kerja (87, 57 persen tenaga kerja dari sektor non pertanian).
Menurut dia, jumlah yang besar itu tentu menyimpan potensi yang besar. Oleh karena itu, Pemprov Sumbar secara berkelanjutan terus melakukan upaya-upaya peningkatan kapasitas pengusaha, maupun kapasitas usaha UMKM yang dimiliki masyarakat.
“Sehingga UMKM mampu menangani berbagai permasalahan dan tantangan dunia usaha. Salah satunya melalui digitalisasi, ” kata Audy saat menjadi keynote speaker Diseminasi Hasil Kelitbangan dengan tema “Pemberdayaan UMKM Untuk Ketahanan Ekonomi Keluarga” yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Sumbar di Aula Istana Bung Hatta, Bukittinggi, Sabtu, (16/7/2022) lalu.
Baca juga:
Hugo Boss - Tailor to the Third Reich
|
Menurutnya, digitalisasi membuka pasar yang besar dan menjadi salah satu strategi yang dapat diterapkan UMKM untuk memasarkan produknya. Ditambah sejak pandemi banyak kegiatan masyarakat yang bisa dilakukan secara daring dari rumah.
“Apalagi sekarang hampir 74% penduduk Indonesia menggunakan Internet. Jadi digitalisasi harus menjadi salah satu strategi UMKM untuk memasarkan produk, melalui marketplace atau platform-platform e-commerce, ” lanjutnya lagi.
Audy juga menuturkan, usaha digitalisasi UMKM ini sejalan dengan program 100 Ribu Milenial Entrepreneur dan Women Entrepreneur sebagai pelaku ekonomi kreatif, yang tengah diwujudkan Pemprov Sumbar
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus aktif memberdayakan UMKM di Sumbar dan merangkul pengusaha muda yang ingin berkembang dan memiliki brand sendiri.
Entrepreneur bukan hanya bertujuan mendorong masyarakat dari nol menjadi pengusaha namun juga suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan dan mencari peluang dari masalah yang dihadapi.
Acara ini merupakan rangkaian kegiatan dari BKOW Provinsi Sumbar bersama mitranya dalam rangka seminar kewirausahaan “Pengembangan UMKM menuju era globalisasi, melalui pameran dan lomba ekonomi kreatif” yang digandeng oleh Balitbang Sumbar.
“Entrepreneur adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan dan mencari peluang dari masalah yang dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, ” jelasnya.
Diakui Audy, UMKM merupakan sektor yang strategis dan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, tak terkecuali di Sumatera Barat. Posisi strategis UMKM di Sumbar ini didorong oleh eksistensinya yang dominan, baik dari segi jumlah, serta serapan tenaga kerja yang juga cukup besar.
Lebih lanjut Audy mengapresiasi Badan Penelitian dan Pengembangan bekerja sama dengan BKOW Provinsi Sumatera Barat untuk mengadakan diseminasi hasil Kelitbangan tersebut. Diharapkan dengan diadakannya acara ini, pelaku UMKM mampu untuk menghadapi tantangan global.
“Melalui diseminasi Kelitbangan ini, diharapkan dapat meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan SDM, serta pemanfaatan teknologi dan perluasan pasar, sehingga menambah nilai jual produk UMKM dan mampu bersaing dengan produk asing yang membanjiri Tanah Air, ” ungkap Audy.
Tidak hanya itu, dikatakan Audy pemerintah sekarang ini juga dituntut menjadi entrepreneur untuk mengubah perilaku birokrasi yang cenderung tidak efisien atau merubah pemerintahan yang bersifat tradisional atau terlalu birokratis.
“Entrepreneur dalam artian pemerintah, berarti mempunyai semangat kewirausahaan berupa kinerja birokrasi yang inovatif dalam memberikan pelayanan publik, ” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balitbang Prov. Sumbar Reti Wafda mengatakan, faktor yang mempengaruhi ketahanan UMKM di sektor industri, Salah satunya nilai-nilai kerja yang dimiliki UMKM.
“Kalau dari nilai budaya kerja kita sangat bagus 4, 29 dari skor satu sampai lima, namun resourcefulness, yaitu sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan usaha inovatif masih rendah skornya hanya 2, 49, ” katanya.
Di samping itu, Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW), Fitria Amalia Audy mengatakan, 59 organisasi wanita yang tergabung dalam BKOW mendukung penuh berbagai program pemerintah dalam pengembangan UMKM tersebut.
“BKOW mendukung visi pemerintah dalam memajukan dan mendampingi pengembangan UMKM, apalagi berdasarkan survey Bank Dunia, sebanyak 64.55 UMKM dimiliki oleh kaum perempuan, ” katanya.(**)